Jumat, 01 Januari 2010

Cerpen

“Dari Tanah Air ke Tanah Suci”
Oleh:Sarwan kelana al-alayi
Siang itu suasana terasa panas, maklum kuarter kami baru beberapa jam tiba di Mekkah al Mukaromah. Ya... Keadaan cuaca di sana sangat berbeda dengan indonesia. Untuk berangkat ketanah suci tahun ini kebetulan kelompok kami yang mendapat undian pertama. Makanya kami lebih dahulu dapat merasakan keadaan di sana.
“Ya saaikh hal tawaddu’ tursiluna ilaa pundukun indunisia ?”1
“na,am tafadhol birukubi hazihi sayyaroh”2
“bikam adif’u ilaa zalika pundukin”3
“ ‘ala hasbiimin alhukumati”4
“kamissaikhu daf’u?”5
“kahomsatun junaihah”6
Begitulah percakapan kami ketika tiba di sana,maklum orang arab di sana tidak mengerti bahasa indonesia. Ya ...terpaksalah kami gunakan bahasa arab yang pernah kami pelajari sewaktu kuliah dulu.
“Al an qodwasoltum ilaa pundukhin indunesia”7 Kata supir travel yang membawa kami siang itu.
Dengan segera kami, turunkan barang-barang yang kami bawa. Ya..... barang-barang ini perlu bagi kami saat kami berada di tanah suci ini. Dengan membawa barang-barang, kami masuk ke penginapan atau asrama haji. Kami disambut oleh orang Indonesia yang menjaga tempat itu, rasanya seperti di kampung. Karena kami semua menggunakan bahasa Indonesia, walaupun kami sedang berada di Arab.
Kebetulan sekali, kami dapat penginapan pertama. Karena kepala penginapan itu, Pak H. Abdullah, Lc. Murobbi kami waktu kuliah di Indonesia. Karena sekarang musim haji dia di utus dari Menteri Agama Indonesia untuk menjadi pembimbing, pengarah dan sebagai kepala penginapan bagi jemaah haji dari Indonesia.
“Assalamu’alaikum Ustadz” sapa kami serentak saat menuju di hadapan beliau.
“Wa’alaikum salam warah,matullah” Subhanallah antum-antum semuanya? Oleh karena itu selayaknyalah kita sebagai hambaNya, selalu bersyukur, atas segala yang Allah anugerahkan kepada kita. Akhirnya sampai juga niat dan cita-cita antum semua, untuk berangkat ketanah suci ini. Yang lebih bersyukur lagi antum semua digratiskan oleh pihak Universitas, untuk melaksanakan ibadah haji ini. Karena antum-antum semua mendapat prestasi sebagai mahasiswa yang istiqamah di jalan dakwa, khusus dilingkungan kampus. Sehingga antumlah generasi perdana membuat gerakan dakwah di kampus itu. Sehingga gerakan dakwah terus dilanjutkan oleh generasi-generasi selanjutnya, walaupun antum semua sudah menyelesaikan S1 di universitas itu. Terang Ustadz H. Abdullah mengingatkan gerakan dakwah lima tahun yang silam.
* * *
“Assalamualaikum, akhi!” tegurku kepada beberapa ikhwan yang selokal denganku.
Wa’alaikum salam” jawab mereka serentak. Mulai hari itu, kami semua menjadi sahabat, disamping itu kami pun satu lokal. Beberapa bulan kami masuk ke universitas itu, jarang sekali kami melihat mahasiswa mengadakan halaqoh-halaqoh ilmu, apalagi di universitas itu. Mayoritas 99% muslim.
Nah kebetulan sekali fakultas kami mengadakan kajian diskusi ilmiah dengan tema “Da’wah tugas siapa”tak tanggung-tanggung dalam kajian itu pihak Fakultas mengundang Ustad dari luar.
“Ustadz, kajian kitakan masalah dakwah, jadi saya mau tanya mengapa jarang sekali kami melihat dikampus kita ini mengadakan halaqoh-halaqoh ilmu? Aku mulai dengan satu pertanyaan.
“Ya,,, pertanyaan anta menarik sekali, mengingatkan ana waktu kuliah di Madinah dulu.” balas Ustadz. Awalnya ana kuliah di Madinah beberapa tahun yang lewat, kami selalu mengadakan halaqoh-halaqoh ilmu atau liqoq (perkumpulan/pertemuan) yang membahas persoalan dakwah islam dan kebaikan. Jadi kalau antum mau, antum bisa menggerakkan dakwah kampus ini, agar nampak nilai-nilai keislamannya. Nanti biar ana yang membantu membagikan materi halaqohnya, gimana?
Seakan-akan mau keluar rasanya ruhul jadid yang ada di diri kami. Untuk membuktikan bahwa muslim itu bersatu bersaudara mengajak kepada yang ma’ruf mencegah dari yang mungkar, sebagaimana dalam firman Allah:
“Sesungguhnya kalian semua bersaudara”
Hari itu, senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu ataukah ahad, kami tidak mengingatnya, yang jelas kami memulai halaqoh kami ba’da shalat dzuhur di mushala Fakultas kami, yang mana sebelumnya Ustadz H. Abdullah sudah kami kompirmasikan, makanya siang itu beliau shalat berjamaah bersama kami.
Setelah salam dan pembukaan, yang dituturkan oleh Ustadz. Beliau belum masuk kepada materi, sebelum acara ta’aruf dari rekan-rekan kami.
“Ayo sebelum ana masuk kepada materi, ana persilahkan kepada antum semua untuk ta’aruf, mulai dari yang bagian kanan ana”. kata Ustadz.
“Assalamu’alaikum Wr.Wb. nama ana Hasan, Ustadz. Ana dari aliah, sekarang masih semester satu. Insyaallah satu bulan lagi naik semester dua.”
Afwan ya, karna antum satu lokal, jadi supaya cepat ana minta nama-nama antum semua.
Antum?
“Nama ana Zul, ustad. ana dari aliah.
Antum?
“Nama ana Ilham, Ustad. ana dari pesantren.”
Antum?
“Ana Subhan ustad, ana dari pesantren”.
Antum?
“Ana Hendri,ustad.ana dari pesantren”
Antum?
“Ana Sholeh Ustadz, ana dari pesantren.”
Antum?
“Nama ana Muklas ustat, ana sama dengan henri”
Kalau antum?
“Nama ana Iwan Ustadz, ana dari aliah, kabupaten Meranti.
Akhirnya selesailah, ta’aruf kami dengan Ustadz H. Abdullah, murobbi perdana kami di universitas itu.selanjutnya kami akan mendengarkan materi yang akan di sampaikan beliau.
“Syukron......, kita akan mulai halaqoh kita dengan pelajaran Tauhidulllah dan Dinul Islam. Ana mengharapkan supaya antum semuanya tetap istiqamah dalam dakwah ini. Yakinlah suatu saat nanti antum semua akan merasakan kenikmatan dari apa yang antum lakukan saat ini. Ustadz memulai dengan memberi semangat kepada kami semua. Lalu beliau melanjutkan materinya hingga selesai.
* *
“Akhi nanti, kita harus istiqomah dalam dakwah ini. Kita usahakan agar saudara-saudara kita yang lain sama seperti kita.” Zul mengingatkan kepada kami.
“Iya, akhi.......! nanti kita dapat belajar bahasa Arab, sekali dengan Ustadz Abdullah. Mana tahu kita dapat melanjutkan S2 ke Madinah. Jadi kita sudah ada sedikit ilmu bahasa Arab tu.” Tambah Subhan.
Akhirnya selesailah halaqoh atau liqoq perdana kami dengan Ustadz itu. Yang mana untuk yang perdana ini, beliau lebih banyak memberi motivasi dan semangat kepada kami. Nampaknya kamilah generasi pertama kampus yang semangat dalam hal ini. Makanya beliau lebih banyak memberihal, seperti itu, agar kami tetap kuat dan bisa mengajak saudara-saudara seperjuangan yang lain untuk bergabung, menjalankan dakwah ini. Begitulah harapan beliau kepada kami semua.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tak terasa minggu depan kami diwisudakan. Semenjak kami Kuliah Kerja Nyata (KKN), kami jarang sekali bertemu dengan Murobbi kami., Ustadz H. Abdullah. Karena beliau selalu sibuk ke luar negeri. Maklum beliau sudah termasuk salah seorang dari orang Indonesia yang fasih dalam bahasa Arab maupun Inggris. Dan beliau juga aktif dalam usaha dakwah ini. Karena ilmunya itu Mentri Agama sangat mempercayai beliau.
“Akhi, tak terasa sudah banyak ikhwan kita yang melanjutkan usaha dakwah ini. Kita semua jangan lupa semangat terus untuk menjadi Murobbi, seperti Ustadz H. Abdullah.” Kata Zul kepada kami.
“Iya.....akh. yang penting kita bersyukur kepada Allah, karena dikampus kita sudah banyak diadakan halaqoh-halaqoh. Bahkan yang lebih hebatnya, dosen-dosen lagi yang menjadi murobbi mereka.” Tambah Muklas kepada kami.
“Itu tandanya, usaha dan kerja kita dengan Ustadz Abdullah berhasil.”
“Sudah! Ini semua berkat keikhlasan dan keistiqomahan kita waktu belajar agama dengan Ustadz H. Abdullah.” Kita berharap biarlah Allah yang membalassemua apa yang kita kerjakan. Sekarang kita siap-siap untuk wisuda minggu depan.......?
takbiru....Allahuak barr............................3x
* * *
Pagi ini kami diwisudakan, kurang lebih lima ratus orang yang wisuda sama dengan kami. Dalam acara itu Pak Rektor mengumumkan nama-nama mahasiswa yang dapat prestasi dan akan naik haji gratis dari pihak universitas. Maka kami semua seperti patung ketika mendengarkan Pak Rektor membacakan nama-nama tersebut.
“Diberitahukan kepada seluruh mahasiswa. Inilah nama-nama mahasiswa yang banyak memberikan kontribusi di universitas ini. Diantaranya, Hasan, Zul, Muklas, Subhan, Sholeh, Ilham, Iwan dan Hendri mereka inilah yang berhak mendapat hadiah naik haji gratis tahun ini”terang Pak Rektor kepada kami semua.
Mendengar nama-nama kami disebutkan, bukan main syukur kami kepada Allah. Segera kami melakukan sujud syukur, karena apa yang kami lakukan telah dibalas oleh Allah, dengan yang baik. Jadi apa yang kami lakukan dulu tak ada sia-sianya. Disamping niat kami sekali pergi ke Mekkah.
Tiga bulan setelah kami di wisudakan, maka tibalah saatnya kami mau berangkat ke tanah suci tahun ini. Karena kami naik haji gratis atau dibiayakan oleh universitas. Maka kami diberangkatkan terlebih dahulu. Agar kami dapat membantu jema’ah yang lainnya. Kalau kami sudah sampai di Mekkah nanti, itulah harap universitas kepada kami.
Akhi........tidak disangka, sekarang kita sudah berada di pesawat. Isyaallah satu jam lagi kita sampai di Mekkah. Ternyata benar firman Allah dalam QS. At-talaq : 2-3.
2 “barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar”.
3. “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.
Semoga kita semua termasuk orang yang disebutkan Allah dalam firmannya itu. Amin........
1.ya,, pak supir apakah anda mau mengantar kami ke asrama indonesia?
2.ya,,silakan naik travel ini.
3.berapa ongkos ke asrama pak?
4.seperti yang di tetapkan oleh pemerintah
5.berapa pak?
6.lima junaihah
7.nah sekarang kalian sudah sampai di penginapan indonesia

Sarwan kelana Al-alayi
Mahasiwa Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau
Aktif di Media Kampus Dan FLP cabang Riau
Beberapa tulisannya berupa Opini,Sp,cerpen dan Puisi
Sudah pernah di Terbitkan di media massa Riau.

Tidak ada komentar: