Sabtu, 19 Maret 2011

ARTIKEL

KARAKTER PEMIMPIN
Terbit di Riau Pos 4-maret-2011
Oleh : Sarwan Kelana As-Samsi
PEMILUKADA adalah satu mekanisme demokrasi untuk melahirkan pemimpin yang betul-betul memiliki karakter yang dapat dan bisa memimpin rakyatnya dengan seadil-adilnya. Seperti yang di contohkan oleh para pemimpin islam yang telah membuaat rakyatnya menjadi sejahtra, bukan malah sebaliknya. Ditambah lagi di riau baru saja selesai dalam pencoblosan bupati di masing-masing daerah, begitu juga untuk kota pekanbaru sendiri yang dalam waktu dekat juga akan memilih calon pemimpin. Pamplet dan gambar postur bakal calaon telah tersebar di daerah dan jalan-jalan menandakan sanggup menjadi pemimpin dan layak untuk di pilih, timbul satu pertanyaan seperti apakah karakter pemimpin yang cocok untuk di Riau,,,?
Ciri-ciri pemimpin muslim sejati adalah tidak tiranik, ’adil, dan tidak korup, sebab seorang pemimpin negara dalam Islam adalah Khalifah an-Nubuwwah, artinya menggantikan tugas Nabi SAW baik dalam urusan duniawi, agama maupun Negara. Ia harus mengerti ilmu agama sekaligus politik. Jika bukan ahli agama, bisa dipastikan tidak memahami konsep ’adil dan dzalim.
Sehingga, penguasa negara yang ideal dalam Islam adalah kombinasi umara-ulama. Inilah kombinasi ideal seorang pemimpin, sebab pemimpin yang demikian adalah adil dan beradab. Adil adalah syarat utama menjadi penguasa yang ideal. Keadilan itu mencakup semua aspek dan memiliki kemampuan yang lengkap. Adil bukan lah tidak memihak, konsep adil dalam Islam adalah memihak kepada yang benar, dan membetulkan yang salah.
Dalam Islam, kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting. Wajib hukumnya mengangkat satu orang 'amir (pemimpin) dalam suatu komunitas masyarakat, agar komunitas sosial tersebut mampu menegakkan kebenaran dan keadilan. Sebab penegakan keadilan tidak mungkin dicapai kecuali dengan kekuasaan/otoritas seorang pemimpin.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak boleh bagi tiga orang berada dimanapun di bumi ini, tanpa mengambil salah seorang diantara mereka sebagai amir (pemimpin")(Musnad Imam Ahmad, Jilid III). Peran penting pemimpin dalam Islam ini menunjukkan, bahwa ilmu politik (al-siyasah) adalah urgen bagi umat Islam, dan dalam fiqh al-siyasah hukum mempelajarinya adalah fardlu kifayah.
Ibnu Taimiyah mengatakan, pentingnya mengangkat pemimpin disebabkan karena tanpa seorang pemimpin tidak akan tercipta ketenangan, ketentraman dan kesejahteraan dalam masyarakat. Dengan terealisasinya maslahah tersebut, selanjutnya masyarakat Islam akan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (al-falah fi al-dunya wal akhirah). Oleh karena itu, kewajiban seorang penguasa bukan hanya menjaga kebutuhan materi masyarakat, akan tetapi lebih dari itu, memelihara ketentraman sosial dan kebenaran menjalankan agama, agar selalu dalam susana kondusif. Ia melindungi jasmani rakyatnya, juga menguatkan ruhaninya agar sesuai dengan syari’ah.
Karena peran inilah, seorang amir dalam perspektif Islam memegang posisi yang sangat menentukan masa depan rakyat yang dipimpin. Maka, dalam fiqh al-siyasah seorang pemimpin disebut khalifah al-nubuwwah – pengganti Nabi baik dalam urusan dunia, agama atau Negara. Maka sistem yang dipegang seorang pemimpin juga harus kuat. Perpaduan yang ideal antara sistem dan pemimpin akan membawa rakyat pada kehiudupan makmur dan berkualitas.
Dalam kaca mata Islam, kepemimpinan memiliki ciri khas tersendiri. Yaitu keharusan adanya seorang pemimpin dalam seluruh perkara, apalagi perkara besar seperti negara. Sebab tidak akan ada gunanya pelaksanaan suatu sistem apabila tidak ada orang yang memimpin pelaksanaan sistem tersebut. Dalam al-Siyasah al-Syar'iyah Ibnu Taimiyah memberi petunjuk, memilih pemimpin bukan atas dasar golongan dan hubungan kekerabatan. Akan tetapi masyarakat harus mengutamakan profesionalitas dan amanah. Cara yang dipakai pun mesti menggunakan mekanisme benar, jujur dan dapat dipertanggung jawabkan.
Syarat kredibilitas dan amanah seorang pemimpin oleh Imam Al-Ghazaliy dalam al-Tabru al-Masluk fi Nashihati al-Muluk dimaknai sebagai seorang yang berbuat adil di antara masyarakat, melindungi rakyat dari kerusakan dan kriminalitas, dan tidak dzalim (tirani).
Imam Al-Mawardi memberi persyaratan lebih lebih rinci. Dijelaskan, bahwa seorang pemimpin haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut: Pertama, memiliki integritas, kedua, penguasaan dalam bidang ilmu Negara dan agama, agar dalam dalam menentukan kebijakan ia bisa berijtihad dengan benar, ketiga, sehat panca inderanya (mata, pendengaran, lisan tidak terganggu yang dapat menghalangi ia menjalankan tugas), keempat, anggota badannya normal tidak cacat yang dapat mengganggu tugas, kelima, pemberani memiliki keahlian siasat perang, keenam kemampuan intelektual untuk mengatur kemaslahatan rakyat, dan terakhir adalah berasal dari nasab qurays (al-ahkam al-sulthoniyah. hlm 5).
Beberapa ulama' memberi kelengkapan syarat, yaitu seorang pemimpin mesti mewarisi sifat-sifat Nabi Muhammad SAW seperti jujur, cerdas (memiliki pengaetahuan dan kecakapan dalam memimpin), amanah (dapat dipercaya), dan tabligh (mampu berkomunikasi baik dengan semua orang dari berbagai strata sosial, termasuk kepada para stafnya). Ciri kepemimpinan Rasul ini menurut para ulama' harus dimiliki karena, seorang pemimpin dalam perspektif Islam berposisi sebagai Khalifah al-Nubuwwah.
Selain itu, potret kehidupan para khalifah terdahulu yang penuh kesadaran dan kesederhanaan menjadi kaca bagi para pemimpin saat ini. Khalifah 'Umar bin Khattab r.a misalnya, setiap malam beliau berkeliling kota Madinah untuk memastikan rakyatnya dalam kondisi aman dan terpenuhi kebutuhan makanannya. Dalam dinasti 'Umayyah, sosok 'Umar bin 'Abdul Aziz, yang masyhur dengan julukan 'Umar ke-dua karena sifat dan karakternya mewarisi 'Umar bin Khattab r.a, terkenal dengan zuhud dan wara'nya. Padahal, kekhilafahannya pada saat itu mencapai zaman keemasan dan puncak kejayaan. Akan tetapi ia tidak larut dan lalai menikmati kekayaan negaranya.
Kesederhanaannya itu dibuktikan dengan kesahajaan memegang harta. Harta pribadi dan keluarganya diserahkan seluruhnya ke Baitul Mal. Suatu hari salah satu kerabatnya memberi hadiah buah apel, namun beliau menolak secara halus – meskipun di hari itu ia betul-betul sangat menginginkan untuk mencicipi buah apel. Beliau menolak hadiah tersebut karena khawatir hal itu menjadi risywah (suap), padahal kerabat beliau tidak bermaksud memberi suap.
Secara umum dapat disimpulkan, sosok figur pemimin ideal menurut perspektif Islam adalah; calon pemimpin haruslah seorang muslim yang konsisten menjalankan perintah agama (isiqamah) dan tidak tiranik berbuat dzalim – sebagaiman disyaratkan oleh al-Ghazali. Syarat ini oleh Imam al-Mawardi disebut 'adalah.
Seorang kafir juga tidak sah menjadi kepala Negara, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Nisa': 141. Jika pemimpin itu seorang muslim yang istiqamah dan bertakwa, maka dalam menjalankan kepemimpinan ia pasti amanah. Persyaratan selanjutnya adalah merdeka, (bukan budak), karena seorang pemimpin tidak boleh di bawah bayang-bayang kekuasaan orang lain. Dalam konteks sekarang, tidak dalam interfensi bangsa lain apalagi menjadi boneka Negara lain. Karena, jika diinterfensi ia tidak bisa sepenuhnya menjalankan kebijakan sesuai aturan agama.
Syarat lainnya adalah tafaqquh fi al-din (memiliki pengetahuan dan pemahaman agama yang baik), sebab menurut al-Mawardi, kepala Negara tidak hanya menguasai ilmu politik tapi juga harus menguasai agama layaknya ulama', dalam istilah lain seorang pemimpin Negara itu harus "umara' sekaligus ulama'". Kolaborasi negarawan dan agamawan merupakan keharusan untuk menciptakan suasan aman, damai, dan sejahtera serta berjalan dalam koridor agama. Jika pengetahuan agamanya belum memadai, maka ia harus memiliki penasihat keagamaan, atau wakilnya adalah seorang ulama’.
Oleh sebab itu, kepemimpinan dalam perspektif Islam tidak memisahkan secara dikotomis Negara-dan agama, umara dan ulama'. Agama dan ulama' memberi warna Negara karena pemimpin merupakan sebuah amanat yang diberikan kepada orang yang benar-benar ahli, berkualitas dan memiliki tanggungjawab yang jelas dan benar serta adil, jujur dan bermoral baik, menerima kritik membangun dan ditambah berkolaborasi dengan ulama'. Tanggung jawab tidak hanya kepada rakyat tetapi juga kepada Allah di akhirat.
Sarwan Kelana.Mahasiswa S1 Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau asal Selatpanjang
dan pendiri komunitas pena kelana

Minggu, 23 Januari 2011

24-jan-2011---01:38

Pendahuluan
Ganesha Publishing House memiliki motto: “Inspiring Book for Indonesia!”, yang mencerminkan harapan untuk dapat menjadi media persebaran ide, gagasan dan ilmu pengetahuan yang mampu menembus ke semua lapisan masyarakat Indonesia. Salah satu nilai yang kami pegang adalah Ilmu Pengetahuan dan literatur sudah selayaknya dapat diakses oleh semua kalangan tanpa halangan status ekonomi. Oleh karena itulah dalam setiap penerbitannya, GPH berusaha untuk meletakkan sebuah misi sosial untuk dapat mendistribusikan buku kepada masyarakat menengah ke bawah yang tidak mampu menjangkau harga pasaran buku tersebut.
Sebagai penerbit, GPH menerima masukan naskah yang diajukan para penulis untuk diterbitkan. Tulisan yang masuk diharapkan merupakan tulisan yang dapat mempengaruhi banyak orang dan mampu menghadirkan inspirasi bagi masyarakat. Jenis tulisan bervariasi, baik fiksi maupun non fiksi yang dikategorikan sesuai kategori berikut:
- Pendidikan dan Bacaan Anak (buku yang sejalan dengan orientasi pencerdasan anak bangsa)
- Inspiratif (Biografi, kumpulan artikel, refleksi, dokumenter)
- Islami (baik kajian hukum, bahasan tema aktual, pergerakan, dakwah dll)
- Tutorial (Berbagai tips-trik dan langkah belajar dalam berbagai bidang, mis. Komputer, Internet, Desain, Budidaya, kuliner dll)
- Fiksi Umum (novel, novelet, cerbung, Kumcer, antologi puisi dll).
- Non-fiksi Umum (Bahasan kasus aktual, kajian terhadap suatu kebijakan, fenomena sosial dll)
Naskah akan melalui suatu proses seleksi naskah. Jika layak terbit maka naskah akan segera masuk proses editing dan proses pra-cetak lainnya. Bagi yang naskahnya belum dapat kami terima maka akan dikonfirmasikan kepada yang bersangkutan untuk dievaluasi. Disediakan honor yang sesuai bagi naskah yang diterbitkan.
Ketentuan pengiriman naskah
Global/umum:
- Naskah merupakan hasil karya sendiri, setiap pengutipan literatur harus dicantumkan sesuai etika ilmiah yang berlaku.
- Naskah diketik dalam format Ms Word (atau padanannya dalam linux), dengan ketentuan:
1. Diketik dengan spasi 2, Times New Roman 12px;
2. Ukuran kertas A4 dengan margin 3 cm semua sisi;
3. Ketentuan diatas dapat diabaikan bagi tulisan yang diset interaktif atau bacaan anak yang membutuhkan perlakuan khusus (font, lay-out, warna dll).
4. Semua gambar disertakan filenya dalam folder `image’, jika ada font khusus yang ingin disertakan maka diletakkan pada folder `font’.
- Selain naskah disertakan pula ringkasan/abstrak dari tiap bab dan daftar isi (strukturnya saja) dalam file yang berbeda. Ringkasan harus mencerminkan keseluruhan alur atau struktur kesatuan naskah.
- Profil Penulis di sertakan dalam file berbeda minimal mencantumkan nama, tanggal lahir, alamat, riwayat pendidikan, pekerjaan dan naskah yang pernah diterbitkan(jika sudah ada sebelumnya) atau lebih disarankan berupa CV lengkap plus nomor rekening (jika tulisan diterima dan mendapat honor). Disertakan pula file foto.
- Semua kelengkapan naskah di kompres menjadi satu dalam file `kategori_naskah.zip’ (kategori_naskah: anak, inspiratif, tutorial, fiksi, nonfiksi dan islami) dan dikirimkan via email ke: delcardino@yahoo.com atau naskah@inspiringindonesia.com dengan judul `pengajuan naskah’.
Naskah Non-fiksi Umum, Islami dan Tutorial:
- Untuk naskah ilmiah, Gambar/tabel yang disisipkan dinomori dengan fasilitas `caption’ yang telah tersedia dalam Editor teks, disertai Table of Figure dibagian akhir.
- Panjang naskah minimal 200 halaman.
- Heading 1 (judul bab) dengan Times New Roman 16px, Heading 2 (Sub-bab) dengan Times New Roman 14px, Heading 3 (Sub dari sub-bab) dengan Times New Roman 12px.
- Untuk tutorial, disarankan agar disediakan suplemen online bagi pembaca atau wahana konsultasi via email. Jika tidak dapat menyediakan, GPH akan berusaha untuk memfasilitasi. Dimohon kesediaan penulis untuk memanfaatkannya.
Naskah Fiksi (diambil dari `Jurus Sakti Menulis Fiksi’, terbitan Annida):
- Aturan penulisan standar (Bisa dilihat di artikel-artikel di blogfam.com atau forum-forum kepenulisan), tema serta gaya bahasa bebas, tidak menyinggung SARA/mendiskreditkan golongan tertentu.
- Kumpulan Cerpen: Diajukan minimal 20 cerpen, panjang antara 3000-10.000 kata.
- Novelet: 15.000-50.000 kata.
- Cerbung dan serial: Panjang per-naskah sama seperti novelet, minimal telah ada 3 naskah dengan cerita bersambung. Ringkasan naskah harus jelas.
- Novel: panjang minimal 50.000 kata. Ringkasan naskah harus jelas.
- Antologi puisi: minimal 30 puisi beserta refleksinya.
Inspiratif:
- Biografi: Panjang tulisan minimal 20.000 kata, dilengkapi data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan, diutamakan tokoh yang dapat menginspirasi banyak orang.
- Dokumentasi/dokumenter: Menyorot sisi historis suatu peristiwa/rangkaian peristiwa, dilengkapi pandangan dari berbagai sudutpandang oleh pelaku sejarah dan ahli, bersifat obyektif.
- Kumpulan artikel dan refleksi: Minimal 50 artikel dengan refleksi.
Contact Person:
Ardian Perdana Putra Mail: delcardino@yahoo.com(YM/FS),delcardino@gmail.com,ardi_mutan_ibo@yahoo.com || Webblog: innovabook.blogspot.com, ardee-rao.blogspot.com || HP: +6285624878208
Ganesha IndoMedia
Virtual Bookshop, E-marketing, Publisher, Brand&Logo Design, Graphic&multimedia Design, Creative Advertising, Comic-studio
Markaz Plesiran Building, 2nd Floor, North-east Room Phone: 022-2516823, 085624878208 mail: delcardino@yahoo.com
Berikut adalah cara membuat resensi buku yang penulis ringkas dari ”How To Write A Book Report”, karya Myrna Friend, Erindale Campus Library, University of Toronto. Cara ini sudah diterima secara internasional.
1) Memberi informasi bibliografi buku, seperti : nama penulis/pengarang, judul lengkap, editor (jika ada), tempat ( kota ) penerbit, penerbit, bulan atau tahun terbit dan jumlah halaman (ditambah romawi).
2) Bandingkan materi tulisan dengan keadaan sekarang, apakah sesuai untuk zaman sekarang?Deskripsikan penulis/pengarang: latar belakangnya, pekerjaan, reputasi, dll.
3) Apakah hal-hal atau keadaan yang penting ada hubungannya dengan buku tersebut? Apa sumber materi penulis?
4) Jenis buku (sejarah, biografi, kritik tulisan orang lain/literacy critism, sastra, dll) apa yang kita resensi?
5) Jelaskan tujuan penulis dalam menulis buku yang kita resensi dan terangkan batasan tulisannya dengan tema. Apakah buku tersebut mengusung tema populer? Apa hasil survei? Untuk siapa buku tersebut ditulis, apa ditulis untuk kaum pelajar, masyarakat awam, dll?
6) Apa tema buku tersebut? Cari tema di bagian pendahuluan dan kesimpulan. Selama membaca, coba elaborasi/kaitkan dengan tema buku, apa masih berhubungan?
7) Apa asumsi penulis yang tersirat atau tersurat (jika ada) berhubungan dengan materi yang dia tulis?
8. Jelaskan struktur dari buku (daftar isi): bagian-bagian buku (seperti pendahuluan, isi, kesimpulan), apakah pembagian buku tersebut valid? Apakah appendiks, bibliografi, catatan-catatan, indeks buku tersebut berhubugan dengan isi buku?
9) Cari point utama atau konsep kunci!
10) Apa jenis data yang penulis gunakan dalam mendukung argumennya? Bagaimana dia gunakan data tersebut dalam berargumen? Apakah argumennya sesuai data?
11) Beri bagian penting dari buku dengan kutipan!
12) Apakah penulis sukses dalam mengkomunikasikan wacana atau teorinya? Apakah dia sukses dengan tujuannya? Apakah malah bias?
13) Jelaskan tujuan lain tulisan dari buku yang kita resensi. Apakah tulisannya dalam bahasa yang bakudan efektif?
14) Apakah buku tersebut berkembang dari isu atau tema penelitian?
15) Baca secara mendalam dan kritis. Alasan utama kemampuan membaca buku, yaitu: agar dapat mengikuti alur pikiran penulis, melihat hubungan di antara idenya, menghubungkan idenya dengan pengalaman kita, dan meng-evaluasinya dengan cerdas dan kritis. Membaca kritis, karena dimungkinkan ada bagian dari buku tersebut yang kontorversial dan mencari kekuatan serta kelemahannya. Bandingkan dengan teori lain yang diungkapkan oleh penulis lain dari buku lain. Pembaca yang hati-hati dapat memperhatikan hal-hal yang diperbuat penulis, seperti tema yang meloncat-loncat, bias tema, dll. Perhatikan kata atau kalimat yang tidak kita mengerti. Baca buku sampai selesai dan ikuti argumennya (dengan membacanya) sampai selesai, jangan meng-justifikasi sebelum kita selesai membaca.
16) Resensi di koran dengan jurnal ilmiah tentu berbeda. Resensi di koran biasanya berupa bedah buku dengan isi ringkasan buku, tujuan tulisan, latar belakang penulis, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan tulisan serta kata/kalimat yang digunakan sering tidak baku atau populer dan diperuntukkan untuk masyarakat umum (contoh bisa dilihat di bagian utama website ini, resensi buku: ”Hidup sehat dengan tahajud” yang penulis kirim dan dimuat di KR). Resensi di jurnal ilmiah ditambah teori lain yang diungkapkan penulis lain dan bahasa yang digunakan bahasa baku serta untuk kalangan terbatas (biasanya terpelajar).
Itulah manfaat dan cara membuat resensi. Semoga dapat memberikan manfaat. Boleh memberikan tambahan, saran atau bertanya. Terima kasih.
Sumber : Forum Remaja Masjid Yogyakarta
SALSABILA KAUTSAR UTAMA adalah sebuah penerbit yang khusus menghadirkan buku fiksi yang mengandung nilai Islam universal. Berada dalam naungan Pustaka Al-kautsar, kami berusaha memberikan sebuah pengayaan jiwa serta intelektual dengan cara yang santun dan mencerahkan.
Kini kami mengundang rekan-rekan penulis untuk ikut serta meramaikan pasar buku fiksi Islami di Indonesia, baik untuk segmentasi dewasa maupun anak. Jenis buku yang kami butuhkan adalah:
1. Fiksi sejarah/ budaya
2. Fiksi populer
3. Fiksi klasik
4. Memoar
5. Kisah hikmah
6. Kisah teladan.
Kirimkan naskah terbaik Anda ke alamat e-mail: fiksi_alkautsar@yahoo.co.id Salam, SALSABILA KAUTSAR UTAMA

________________________________________
SEKILAS TENTANG PENERBITAN
A. Bagian Penerbitan
Di dalam penerbitan naskah-naskahnya Gema Insani sudah membagi klasifikasi jenis terbitannya ke dalam empat bagian (yang masing-masing merupakan bagian tersendiri di dalam struktur manajerial Gema Insani), yaitu sebagai berikut.
1. Bagian Penerbitan Umum
Menerbitkan buku-buku islami yang bertemakan umum (selain tema anak, remaja, dan wanita-keluarga), seperti ekonomi, politik, hukum, dakwah, harakah, sirah, fiqih, manajemen, dan tazkiyatun nafs.
2. Bagian Penerbitan Wanita-Keluarga
Menerbitkan buku-buku islami yang bertemakan wanita dan keluarga, seperti wanita dengan segala pernak-perniknya, masalah pernikahan, hubungan suami-istri, pengasuhan anak, dan sebagainya.
3. Bagian Penerbitan Remaja
Menerbitkan buku-buku islami yang bertemakan remaja, baik fiksi maupun nonfiksi. Misalnya, kumpulan cerpen, novel, cergam, dan buku-buku panduan untuk remaja.
4. Bagian Penerbitan Anak
Menerbitkan buku-buku islami yang bertemakan anak, baik fiksi maupun nonfiksi. Misalnya, komik, mewarnai, novel anak, tafsir Al-Qur`an untuk anak, dan sebagainya.
B. Penerbit Prestasi
Selain itu, Gema Insani juga memiliki lini usaha penerbitan yang mandiri dengan nama Penerbit Prestasi. Prestasi menerbitkan naskah-naskah yang bertema umum, seperti masalah parenting, keluarga, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Menerima baik naskah asli maupun naskah terjemahan dari berbagai bahasa; Arab, Inggris, Jepang, Prancis, dan sebagainya.
PROSEDUR PENERIMAAN
1. NASKAH PENULISAN

A. Ketentuan Umum
1. Gema Insani menerima semua jenis naskah yang kemudian akan dinilai kelayakan terbitnya.
2. Isinya tidak menyimpang dari Al-Qur`an dan As-Sunnah.
3. Naskah asli atau terjemahan.
4. Kirim via pos ke alamat Gema Insani (1) Jalan Kalibata Utara II no. 84, Jakarta 12740, atau (2) Jalan Ir. H. Juanda (jalan baru Gas Alam), Depok Timur 16418.
5. Kirim via e-mail (untuk naskah umum/dewasa) ke alamat: (1) gipnet@indosat.net.id, (2) penerbitgip@telkom.net
6. Kirim via e-mail (untuk naskah anak) ke alamat: (1) gip_anak@yahoo.com
7. Kirim via e-mail (untuk naskah remaja) ke alamat: (1) gip_remaja@yahoo.com
8. Kirim via e-mail (untuk naskah wanita--keluarga) ke alamat: (1) gip_wanita@yahoo.com
9. Kirim via e-mail ke Prestasi (kelompok GIP): (1) gip_prestasi@yahoo.com
10. Naskah yang sudah masuk tidak akan dikembalikan.
B. Ketentuan Khusus
1. Naskah Asli
1. Dapat berupa outline tulisan atau tulisan yang sudah lengkap.
2. Jika berupa outline, sertakan sinopsis tulisan, daftar isi yang lengkap (bab dan subbabnya).
3. Jelaskan jenis kajian/bidang pembahasan dari tulisan; apakah politik, ekonomi, sosial, fiqih, ibadah, akidah, dakwah-harakah, manajemen, parenting, wanita, atau keluarga.
4. Jelaskan selling point naskah tersebut. Apa yang membedakannya dari buku-buku yang lain.
5. Sertakan data lengkap penulis (alamat, no. telepon, e-mail, hp, fax, no. rekening, juga biografi ringkas yang berkaitan dengan biodata, aktivitas, karya yang dihasilkan dan diterbitkan).
6. Jelaskan segmentasi tulisan (anak, remaja, dewasa/umum, wanita, keluarga).
7. Jika via pos, harap mengirimkan kopian naskahnya saja.
2. Naskah Terjemahan
1. Dapat berupa outline terjemahan atau terjemahan yang sudah lengkap.
2. Jika berupa outline, sertakan data yang lengkap dari buku asli (judul asli, judul terjemahan, penulis, penerbit, tahun terbit, sinopsis naskah, daftar isi yang lengkap [bab dan subbabnya], jumlah halaman, ukuran buku sampul buku [soft cover atau hard cover]).
3. Jelaskan jenis kajian/bidang pembahasan dari naskah yang diajukan; apakah politik, ekonomi, sosial, fiqih, ibadah, akidah, dakwah-harakah, manajemen, parenting, wanita, atau keluarga.
4. Jelaskan selling point buku tersebut. Apa yang membedakannya dari buku-buku yang lain.
5. Sertakan biografi ringkas penulisnya yang berkaitan dengan biodata, aktivitas, karya yang dihasilkan dan diterbitkan.
6. Sertakan data lengkap penerjemah (alamat, no. telepon, e-mail, hp, fax, no. rekening, juga biografi ringkas penerjemah yang berkaitan dengan biodata, aktivitas, karya yang dihasilkan dan diterbitkan).
7. Jelaskan segmentasi tulisan (anak, remaja, dewasa/umum, wanita, keluarga).
8. Jika via pos, harap mengirimkan kopian naskahnya saja.

C. Lain-Lain
1. Semua naskah kami nilai kurang lebih selama satu bulan.
2. Kami akan mengabari hasil penilaian itu (diterima atau tidak) melalui telepon, e-mail, sms, surat, dan fax.
3. Jika setelah satu bulan penilaian kami belum menghubungi, penulis atau penerjemah dapat menghubungi kami.
4. Kami juga menerima kerja sama penerbitan dengan lembaga mana pun yang tentu saja harus melalui proses penilaian naskah terlebih dahulu. Mengenai bentuk kerja sama penerbitannya dapat dibicarakan kemudian.

untuk ibu

Durhaka kepada kedua orang tua adalah sumber kecelakaan bagi seorang anak! Di dunia dan Akhirat. Bagaimana dengan durhaka kepada ibu?

Melihat perjalanan seorang anak, beban dan tanggung jawab seorang ibu sangat berat. Sejak dalam kandungan, se¬orang ibu telah berjuang mati-matian untuk menjaga dan me¬me¬li¬hara sang bayi. Ketika melahirkan, seorang ibu melakoni perjuangan berikutnya untuk menyelamatkan sang bayi agar sampai kepada kehidupan dunia. Perjuangan antara hidup dan mati. Bahkan, seorang ibu tidak lagi memperdulikan ke¬adaan¬nya sendiri. Yang menjadi perhatian utamanya adalah menyelamatkan sang jabang bayi. Tanggung jawab berikutnya yang harus diemban seorang ibu adalah menyusui sang anak hingga dua tahun. Sungguh indah pengabaran Al-Quran atas perjuangan seorang ibu. Allah Ta’ala berfirman, “Kami perin¬tah¬kan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan me¬lahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tigapuluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, “Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang te¬lah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai; berilah ke¬baikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Al-Ahqaf [46] : 15).
Dalam Islam, konsep berbakti kepada ibu lebih didahulu¬kan daripada kepada ayah. Hal ini menilik betapa berat per¬juangan seorang ibu dalam kehidupan seorang anak, sejak usia janin hingga batas waktu yang tak terbatas. Abu Hurairah a berkata, ‘Seseorang pernah datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus ber¬bakti pertama kali?’ Nabi saw. menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau men¬jawab, ‘Ibumu!’ Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemu¬dian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Bapakmu.’ (HR. Bukhrai dan Muslim).
Imam Dzahabi dalam kitabnya Al-Kabair berkata, “Ibu¬mu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan seolah-olah sembilan tahun. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Dan dia telah menyusuimu dari teteknya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu. Dan dia cuci kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya. Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu. Dia telah memberikannmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusa¬han yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras.”
Maka, sungguh merugi bagi siapa saja yang berbuat durhaka kepada ibu. Sungguh celaka orang yang tidak tahu balas budi. Seungguh keterlaluan bagi siapa saja yang menyia-nyiakan ibunya. Sungguh sengsara bagi siapa saja yang mene¬lantarkan ibunya.
Dalam buku ini, penulis menguraikan dengan begitu mendetail prihal larangan durhaka kepada orang tua dan keutamaan berbakti kepada keduanya. Di bagian terakhir, penulis memberikan sejumlah kiat jitu bagaimana seorang anak berbakti kepada ibu. Semoga, dengan hadirnya buku ini lebih mempermudah kita dalam menunaikan kewajiban anak untuk berbakti kepada ibu, guna meraih ridha Allah. Jadikan baktimu kepada ibu sebagai kunci masuk surga.
semoga kita memikirkan..........

Minggu, 09 Januari 2011

naskah

Darimana Bahan Novel dan Cerpen Diperoleh ?
Darimana bahan cerita novel bisa diperoleh ? Pertanyaan itu meluncur dari mulut Ani, seorang siswa SMU yang gemar membaca novel. Dia pernah menangis gara-gara membaca naskahku. Menurutnya, naskah itu telah membawanya larut dalam kepedihan, seperti yang dialami Andi, pemeran dalam novel itu. Pertanyaan yang sama bisa saja muncul dari kamu sebagai penulis pemula.
Mendengar pertanyaan itu, naluriku sebagai seorang penulis muncul. Sebuah jawaban telah siap untuk menolongnya. Karena pertanyaan yang sama pernah juga terlintas dalam benakku saat aku akan menulis buku pertamaku dan ingin menulis buku-buku lainnya. Tetapi nyatanya, sekarang aku telah sukses menulis delapan buah judul buku teknis, sembilan judul novel dan puluhan cerpen.
Menurutku, bahan cerita untuk novel atau cerpen bisa diperoleh dimana saja, di setiap jengkal tanah di muka bumi ini. Sejauh mata memandang, setajam telinga mendengar dan sejauh angan menerawang, di situlah bahan cerita bisa diperoleh. Karena di tempat-tempat itu menjelma kehidupan manusia, dengan beragam bentuk, karakter. Suku, bangsa, bahasa dan tradisi.
Dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu di rumah. Di rumah kita tinggal dengan bapak, ibu, adik, kakak dan anggota keluarga lainnya. Dalam menjalani kehidupan, kita dan mereka masing-masing selalu menghadapi masalah, mulai dari masalah keuangan, karir, cinta dan masalah lainnya. Masalah itu akan memicu konplik, berikut dengan berbagai solusinya, hingga masalah itu berakhir.
Lingkungan terdekat lainnya adalah tetangga. Kalau kita amati, mereka juga menghadapi kehidupan yang serupa, masalah, konplik dan solusi. Bahkan masalah dan konplik yang terjadi bisa lebih luas dan lebih besar lagi, hingga membutuhkan berbagai solusi agar bisa menyelesaikan masalah itu. Demikian pula dengan kehidupan di sekolah, di kampus, di kantor, di pasar dan tempat-tempat lainnya.
Ani nampak puas dengan jawaban itu, meski pertanyaan lain siap meluncur. Semoga kalian juga puas dengan jawaban itu. Tetapi bila tak percaya, cobalah kalian amati sendiri apa yang terjadi di sana. Yang pasti di rumah, di sekitar rumah, di sekolah, di kampus, di kantor dan di tempat-tempat lainnya bisa dijadikan sebagai bahan dan ispirasi cerita dalam cerpen dan novel kalian.
Selamat mencoba !

6.motivasi

Tulisan ini saya tujukan untuk memotivasi diri saya sendiri. Semoga dapat memberi manfaat kepada sahabat yang telah secara rutin dan berkala berkunjung ke halaman-halaman pada web ini ataupun yang kebetulan mampir.
6 Tips motivasi
Secara ringkas, motivasi adalah semangat pendorong untuk melakukan sesuatu. Berikut ini adalah beberapa tips motivasi yang semoga bermanfaat.
1. Selalu bersyukur akan apa yang kita dapatkan.
Mungkin hal ini adalah sederhana, namun sangat memotivasi diri kita saat kita terpukul atau terjatuh dengan target-target yang dinanti-nanti dan diharapkan untuk terjadi, tapi faktanya meleset. Pengungkapan syukur melalui 3 cara.
• Dengan hati. Lihatlah sekeliling kita yang ada dibawah kita. Yakin hal ini akan membuat hati kita lembut dan mensyukuri akan nikmat-nikmat yang oleh sebagian orang tidak dapat menikmatinya.
• Dengan lisan, dengan ucapkan alhamdulillah. Nikmat yang kita rasakan tidak akan kita peroleh tanpa seijin dari pemilik tubuh kita, pemilik jasad kita, juga pemilik ruh kita. Trus kita ini siapa? Kita adalah makhluk yang diberi pinjaman untuk dapat berkarya, dan membagikan kebahagiaan kepada orang lain.
• Dengan perbuatan. Syukur dengan membagikan kebahagiaan kepada orang lain. Rasakanlah kebahagiaan yang timbul saat kita dapat melihat kebahagiaan yang muncul melalui tangan kita. Ada rasa menyeruak dalam dada merasakan bahagia meski buliran air mata mengalir tidak terasa. Jika kita pernah merasakannya, ulangi ulangi dan ulangi.
2. Lakukan apa yang kita minati.
Hal ini akan memotivasi kita untuk melakukannya. Karena dengannya kita merasa enjoy, dan dengannya tak kan ada rasa bosan dan letih. Banyak dari saudara kita yang mereka bekerja karena tuntutan, bukan karena mereka menyukainya. Dari hasilnya kita akan tahu mana yang bekerja karena menyukainya, atau bekerja karena tuntutan. Orang bekerja dengan diikuti rasa senang, akan menambahkan detil-detil secara sukarela.
3. Jika tidak seperti yang kita inginkan.
Yakinkan pada diri sendiri, jika posisi ini adalah step awal menuju yang kita inginkan. Tentunya ada hikmahnya. Apapun keadaanannya. Tetap lakukan yang terbaik yang kita bisa, karena itu memperlihatkan kualitas kita.
4. Cermati, perhitungkan, dan tangkap peluang yang ada.
Setiap kita memiliki peluang-peluang menuju sukses. Namun hanya sedikit orang yang mampu memanfaatkan peluang itu. Terkadang kita melihat ada peluang, namun memiliki keterbatasan, misal keterbatasan modal, keterbatasan keahlian dan lain-lain. Itulah gunanya bermasyarakat, adanya berinteraksi, bersosialisasi, dan bertolong-menolong. Dengan bekerja sama tentu akan menghasilkan yang positif sesuai target dan keinginan bersama. Asah terus kemampuan untuk melihat peluang.
5. Berkumpul dengan orang yang bermotivasi.
Prinsip ini sama dengan istilah penjual minyak wangi akan berbau wangi dengan sendirinya.
6. Selalu dekatkan diri pada Allah.
Adakalanya dalam berusaha mengalami pasang surut. Hambatan dan rintangan dalam melangkah. Pastikan pada diri sendiri bahwa semua itu ada hikmahnya. Mungkin sajakan itu adalah cara Allah untuk mendidik kita. Kita tidak akan dididik seperti di bangku sekolah, tapi kita dididik melalui peristiwa-peristiwa. Kita akan mendapatkan pelajaran dari universitas yang skalanya lebih besar. yaitu universitas kehidupan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat memberi manfaat kepada orang lain. Semoga Allah mengijinkannya.. Amin..
Tidaklah sesuatu berubah jika tidak mulai bertindak, dan kapankah waktu yang paling sesuai untuk memulainya jika bukan saat ini.

motivasi.kelana

Yakinlah anda bisa
Ingatlah ketika Anda masih kecil, dan mencoba belajar berjalan. saya yakin anda mengalami seperti ini:
Pertama Anda harus belajar untuk berdiri: sebuah proses yang melibatkan seluruh tubuh, jatuh lalu kembali berdiri. Anda kadang tertawa serta tersenyum, tapi dilain waktu anda menangis dan meringis karena sakit. Entah, seperti ada tekad dan keyakinan dalam diri Anda bahwa Anda akan berhasil, apa pun dan bagaimanapun. Anda punya motivasi dalam diri Anda
Setelah banyak berlatih akhirnya Anda mengerti bagaimana keseimbangan diri Anda, sebuah persyaratan untuk kejenjang berikutnya. Anda menikmatinya dan seolah-olah punya kekuatan baru, punya motivasi baru. Anda akan berdiri dimana Anda suka – di tempat Anda, di sofa, di pangkuan ibu Anda, Bapak anda, atau pun seseorang. Itu adalah waktu yang menggembirakan – Anda melakukannya! Anda dapat mengontrol diri Anda. Anda tersenyum dan tertawa lucu, puas akan keberhasilan Anda. Sekarang – langkah berikutnya – berjalan. Anda melihat orang lain melakukannya – ini keliatannya tidak terlalu sulit – hanya memindahkan kaki Anda saat Anda berdiri, kan?
Salah – ternyata lebih kompleks daripada yang Anda bayangkan. Anda berurusan dengan rasa frustasi. Tapi Anda terus mencoba, mencoba lagi dan mencoba lagi dan lagi sampai Anda tahu bagaimana berjalan. Anda selalu ingin kedua tangan anda diberi pegangan saat berjalan.
Jika orang melihat Anda berjalan, mereka akan bertepuk tangan, mereka tertawa, mereka akan memberi semangat, “Ya Tuhan, lihatlah apa yang dia lakukan”. “Oh anakku sudah bisa berdiri”. “pandainya anakku, pintarnya anakku” dan lain-lain. Dorongan ini memicu Anda; dorongan itu menambah rasa percaya diri Anda. Dorongan itu memotivasi Anda
Namun meski begitu, Andapun mencoba berjalan saat tak ada yang melihat Anda, saat tak ada yang bersorak-sorai? Setiap peluang ada, Anda berlatih untuk berjalan. Anda tidak bisa menunggu seseorang untuk memotivasi Anda untuk mengambil langkah-langkah berikutnya. Anda belajar bagaimana untuk memotivasi diri sendiri.
Jika kita bisa mengingat hal ini tentang diri kita di hari ini.
Ingat bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita pikiran. Kita mampu mengatur jika kita mau dan bersedia melewati proses, seperti ketika kita belajar berdiri, seperti ketika kita belajar berjalan. Kita tidak perlu menunggu orang lain untuk memotivasi kita, kita perlu memotivasi diri kita sendiri.
Jika Anda sudah lupa bagaimana melakukan hal ini, atau merasa seperti beku, kaku dan gamang. Maka Anda membutuhkan motivasi, ambillah kembali perjalanan singkat dalam hidup Anda yang telah lewat – Lihatlah prestasi Anda, tidak peduli prestasi besar atau prestasi kecil – atau saat-saat dimana Anda bertemu dengan tantangan dan menemukan cara untuk berhasil. Ulanglah keberhasilan itu saat ini, saat anda menghadapi permasalahan yang sedang anda hadapi.
Fokus pada semua hal yang Anda pikir Anda tidak bisa lakukan, kemudian lakukanlah. Lihatlah buah hati anda. Mereka tidak pernah menyerah. Dan mereka yakin serta percaya terhadap anda, bahwa anda mampu dan bisa. Mereka percaya di dalam semua kehidupan Anda!
Sekarang Anda harus percaya pada diri Anda! Yakinkan pada hati Anda Bahwa Anda pasti bisa.
“Ingat, hari ini adalah hari terbaik dalam hidup Anda, milikilah masa depan yang indah, dengan membuat perubahan hari ini!
ingant hari ini lebih bai dari hari kemaren dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.. al-hadits

ibu

INGAT MAK DI KAMPUNG
Sudahkah anda melihat postingan sebelum. Jika belum anda bisa klik posting Surat dari emak Puisi ini merupakan balasan dari 2 orang anak yang masih berkaitan dengan emak tersebut. Dan masih satu atap dengan rumah prihatin di Malaysia. Selamat Menyimak..
Ibu…
dikedinginan malam sunyi
terkenang aku akan pemergian mu
dibuai sejuta kenangan manis disiram segar
subur kasih penuh rindu mengiringi pemergianmu
ibu..
Sejuta keampunan kupinta darimu
buat penghapus dosa insan kerdil ini
buat menebus kekurangan melayani hayatmu
buat melunas hutang jiwa
seorang anak terhadap ibu
oh ibu..
Ku tinggalkan jasadmu dikuburan ini
namun izinkan aku
bawa pulang kasih sayangmu
izinkanku bawa bersama semangat dan doamu
izinkan aku pulang
berbekal keampunan dan redhamu ibu..
Doakanlah aku ibu
agar bersemangat menyambung amal ibadahmu
berbekal akal,ilmu dan iman
yang engkau ajarkan dulu
ya tuhan…
ku titipkan jasad ibu untuk dikau rahmati
ku pinjam jiwa kental dan kasih sayang ibu
buat bekal hidup yang berbaki
ku rayu keampunanmu
segala dosanya ya robbi..
Hidayahkan aku apa saja
demi menebus dosa ibunda
biar nyawa,harta dan jiwa ini
menjadi galang gantinya..
Jangan kau siksa dia wahai tuhan
aku pohon,aku rayu kepadamu setulus jiwa
rahmatilah,kasihanilah dia
seperti dia mengasihiku sejak kecil
ya allah ya tuhan ku…
aku berpegang pada janjimu..
Janji rasulmu
izinkan aku menyambung amal ibu
izinkan aku memenuhi tawaran janjimu
demi ibuku…
demi ibuku…
demi ibuku…
al-fatihah untukmu ibu..
Al-fatihah!!!
Mumpung masih ada kesempatan, mari berbakti pada orang tua kita.
sebelum semuanya sia sia..........

Jumat, 07 Januari 2011

sinopsis

SINOPSIS-PROPOSAL
Sarwan kelana as-syamsi
(STUDY KUALITAS METODOLOGI PENAFSIRAN AL-QUR’AN, ANTARA KLASIK DAN MODERN)
A.Latar Belakang

Akhir-akhir ini, kajian terhadap Al-Qur’an dan metodologi tafsir menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Barangkali ini adalah konsekuensi logis dari Al-Qur’an yang mempunyai posisi sentral bagi kehidupan umat Islam, yaitu sebagai hudan li al-nas. Dalam penafsiran Al-Qu’ran sendiri, sebenarnya sudah banyak metode yang telah diterapkan, seperti metodologi tafsir yang bermakna ilmu tentang metode menafsirkan al-qur’an dengan demikian kita dapat membedakan antara dua istilah itu, yakni: metode tafsir’ cara-cara menafsirkan al-qur’an. Sementara metodologi tafsir’ ilmu tentang cara tersebut. Istilah tafsir secara etimologis berarti “penjelasan penguraian (al-‘idhah wa al-taby—in)”. istilah yang berasal dari bahasa arab ini merupakan serapan dari bentuk taf’il kata benda al-fasr yaitu kata kerja fassara, yufassiru dengan arti “ keterangan dan takwil” satu-satunya ungkapan tafsir terdapat dalam al-qur’an. Surat al-Furqon ayat yang ke tiga puluh tiga di bawah ini.
       • 
Artinya: “tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya”
Secara terminologis, tafsir adalah “penjelasan tentang arti atau maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir). Sementara tujuan penafsiran adalah untuk mengklarifikasi (maksud)sebuah teks, dalam hal ini tafsir menjadikan teks al-qur’an sebagai objek awalnya dengan memberikan perhatian penuh pada teks tersebut agar jelas maknanya, selain itu ia juga berpungsi secara simultan mengadaptasikan teks pada situasi yang diadapi mufasir. Dengan kata lain, kebanyakan penafsiran tidaklah murni teoretis, ia mempunyai aspek praktis untuk membuat teks dapat di terapkan dalam memantapkan keimanan dan menjadi pandangan hidup orang mukmin.
Setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat pada masa Daulah Abbasiyah, metode tafsir bi al-ma’sur dianggap tidak memadai. Perkembangan dan perubahan zaman menuntut ulama tafsir untuk mengembangkan metode baru dalam tafsir. Mereka pun kemudian mengintrodusir sebuah metode baru yang melampau metode sebelumnya (tafsir bi al-ma’sur), yaitu mulai dipakainya bantuan bermacam-macam ilmu pengetahuan seperti ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu hadis, ushul fiqh, ilmu, sejarah, ‘ulum al-Qur’an dan lain-lain, yang kemudian di kenal sebagai metode tafsir bi al ra’yi atau tafsir bi al-ma’qul, yaitu metode tafsir yang memberi peran besar terhadap ra’yu atau penalaran.
Sejak munculnya tafsir bi al-ra’yi, ilmu-ilmu yang tercakup dalam ‘ulum al-Qur’an menjadi populer dalam penafsiran. Bahkan, pengetahuan terhadap ilmu-ilmu tersebut dijadikan sebagai pra syarat untuk dapat menafsirkan Al-Qur’an. Salah satu yang tercakup dalam ‘ulum al-Qur’an tersebut adalah ilmu asbab al-nuzul. Ilmu ini muncul untuk mengakomodir pentingnya realitas tertentu yang dianggap punya korelasi dengan turunnya ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran. Latar belakang atau sebab tertentu yang dikenal dengan asbab al-nuzul tersebut, dianggap punya keterkaitan erat dengan diturunkannya ayat-ayat Al-Qur’an. Itulah kenapa kemudian sebagian ulama, khususnya ulama klasik memandang bahwa ilmu asbab al-nuzul sangatlah penting dan sebagai pra syarat yang tidak boleh dinafikan pada saat hendak menafsirkan ayat-ayat tertentu tersebut—yang diklaim mempunyai latar belakang atau asbab al-nuzul.
Usaha-usaha untuk memutar balikkan maksud ayat-ayat al-qur’an oleh orang-orang yang tidak senang dan benci terhadap islam tidak pernah berhenti, baik dari dalam maupun dari luar islam. Akhir-akhir ini umat islam dikejutkan oleh berbagai macam serangan arus pemikiran liberal, baik yang dilakukan oleh kaum orientalis maupun orang-orang islam yang terpengaruh dengan pemikiran barat. Dalam ilmu tafsir maka dimunculkanlah metode hermeneutika, ilmu yang semulu-mula diterapkan dalam penafsiran bible ini dipaksakan untuk dapat diterapka dalam menafsirkan berbagai kitab suci terutama al-Qur’an. Penerapan metodologi hermeneutika untuk al-qur’an harus di tolak, karena hermeneutika berasal dari pandangan hidup kufur dan tidak cocok untuk menafsirkan al-qur’an. Dari sini bisa disimpulkan bahwa sejarah yang melatar belakangi lahirnya hermeneutika adalah sejarah pemalsuan kitab suci dan monopoli penafsiran pihak gereja, anggapan inilah yang telah melahirkan hermeneutika sebagai kaidah interpretasi-epistimologis dan anggapan ini juga yang tidak terlintas sama sekali dalam pemikiran umat islam. Baru setelah abad ke-20, anggapan ini di kembangkan oleh kaum terpelajar muslim yang belajar di barat, sehingga seakan-akan umat islam menghadapi persoalan dengan kitap suci mereka seperti yang di hadapi oleh umat lain, yang mengusung teori hermeneutika sebagai metode untuk menafsirkan al-qur’an.
Persoalan ini sangan menarik untuk di bahas, agar dapat mendudukkan permasalahan tersebut sejara bijaksana dan sesuai dengan yang diharapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Supaya tidak menganggap islam ini agama yang “Diskriminatif”, seperti yang di tuduhkan oleh orang yang tidak senag terhadap islam sehingga mereka menciptakan metode baru dalam menafsirkan kitab suci al-qur’an. Untuk itu penulis tertarik meneliti lebih lanjut status metode dalam menafsirkan al-qur’an yang benar, dengan itu penulis mengangkat judul: (STUDY KUALITAS METODOLOGI PENAFSIRAN AL-QUR’AN, ANTARA KLASIK DAN MODERN)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada paparan latar belakang di atas, maka masalah yang nantinya akan penulis coba mengangkat, dan di jawab nantinya dalam skripsi ini diantaranya sebagai berikut:
A . metode apa yang benar dan sah dalam menafsirkan kitap suci al-qur’an?
B . bagaimana kalau al-qur’an di tafsirkan dengan menggunakan metode hermeneutika?
C . dimana letak perbedaan antara metode klasik dan metode kontemporer?

C . Tujuan penelitian
Dengan rumusan masalah diatas, maka synopsis ini bertujuan untuk mengetahui metode klasik dan metode kontemporer dalam menafsirkan al-qur’an. Diharapkan dengan selesainya synopsis ini dan dapat diterima oleh Dosen sebagai skripsi kedepannya sebagai khasana literature dalam kajian ilmu tafsir. Disamping itu penulisan synopsis ini tentu saja sangat besar manfaatnya bagi penyelesaiyan studi penulis untuk memperoleh gelar sarjana theologi islam (SThI) pada jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau.
D. Daftar pustaka

Minggu, 02 Januari 2011

tahun baru

MENYAMBUT MASA DEPAN RIAU
(Refleksi tahun baru 2011)
Oleh: sarwan kelana


Di penghujung akhir tahun 2010, merupakan momen yang sangat menarik. berbagai cara dilakukan untuk merayakannya. masing-masing merayakan dengan beragam perilaku, namun setiap usia punya cara memandang sendiri. untuk usia yang masih muda, baginya tahun baru 2011 adalah sesuatu momen yang mesti dirayakan dengan kemeriahan. pergi bersama teman sepanjang malam hingga pagi hari di tempat yang disepakati bersama. namun, bagi yang telah dewasa, tahun baru bisa dimaknai beragam, seperti meng instropeksi diri apa yang harus di lakukan untuk tahun yang akan datang.

Dalam perjalanan hari, minggu, bulan dan tahun makin berganti tak terasa kita sudah memasuki tahun baru masehi 2011. ini tentu menjadi bahan renungan bagi kita, ketika berada di tahun yang telah lalu, timbul satu pertanyaan bagi diri ini, kota ini dan negara ini apa yang harus di rubah di tahun baru?
Ditahun baru ini ada yang mencoba melihat kesalahan-kesalahan yang dialami dan berfikir lagi ke depan apa yang mesti dilakukan. apakah akan tetap meneruskan apa yang dikerjakannya selama setahun ini atau mungkin selama lima tahun ini atau mungkin lebih dan ingin melakukan perubahan draktis di tahun mendatang. ataukah tetap seperti tahun ini namun dengan sedikit perubahan. Semua bisa menebak apa maksudnya. lebih jelasnya, melakukan instrospeksi diri. Tahun demi tahun berganti dan apakah aku akan tetap seperti ini. Tiada kemajuan sama sekali. ataukah mungkin memang inilah tahun terbaikku karena di tahun ini begitu banyak perubahan lebih baik dan lantas apakah tahun mendatang akan mengalami tantangan yang jauh lebih besar atau tidak.terlepas dari semua itu, merayakan tahun baru akan sangat menyenangkan. biarlah waktu berlalu. meski ungkapan waktu itu ibarat setajam pedang atau pisau. jika tidak hati-hati ke depan entah apa yang terjadi.Tidak ada kata yang lebih tepat selain, lebih keras lagi ataukah mungkin sudah bekerja keras namun perlu ada sedikit perubahan. apakah di tahun ini, target-target yang diimpikan sudah tercapai. lantas di tahun baru nantinya apakah akan terbuka peluang lagi. kemana kaki ini mesti dilangkahkan. Tiada kata lebih tepat selain berharap, semoga tahun baru nantinya kehidupan kita akan lebih baik.
Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mencipta kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teori boleh mengelakkan penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Julai. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Ogos.
Seperti kita ketahui, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, betik dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam lagenda negara Brazil.
Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau syiling lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).


Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristien. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari cuti umum nasional untuk semua warga Dunia.
Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut, termasuklah kita yang berada di Riau yang merayakan datang nya tahun baru masehi.
Perubahan yang di harapkan
Kita semua berharap ditahun baru yang akan datang pemerintah perovinsi riau lebih melihat keadaan rakyat yang berada di bawah. Namun daripada itu Rakyat perlu juga membawa perubahan, semua perubahan itu adalah sebagian dari sejarah yang dicipta oleh rakyat sendiri. Jadi, rakyat harus terus membawa perubahan demi terwujudnya sebuah perovinsi yang adil dan bermarwah.
Tahun 2011 menanti kita dengan banyak cabaran,satu cabaran yang tidak dapat tidak harus di lakukan adalah pemilihan wali kota dan pemilihan bupati di beberapa kabupaten di tanah lancang kuning ini. Maka kita harus menyambut tahun baru 2011 dengan membuat satu perjuangan dan perubahan. Rakyat harus bersatu untuk membangaun negeri.
Perubahan itu penting, persoalannya adalah kekuatan apa dan siapa sesungguhnya yang bisa mengubahnya. Siapapun bisa belajar dari guru, dosen, ustadz atau siapapun dan juga dari manapun asalnya. Seseorang bisa menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan dari mana saja, sebagai bekal untuk melakukan perubahan. Akan tetapi, ternyata perubahan itu tidak akan terjadi, jika dirinya sendiri tidak memiliki niat dan kemauan untuk beraubah. Perubahan dan bahkan juga kekuatan pengubah itu ternyata bukan dari pihak lain, tetapi justru bersumber dari diri sendiri. Saya pernah mendapatkan kesimpulan dari buku motisi yang pernah saya baca : “orang akan jarang mengalami kegagalan, kalau dia keras terhadap dirinya”. Saya renungkan dalam-dalam tulisan itu, dan akhirnya membenarkan. Al Qur’an juga mengatakan : Innallaha la yughoiyyiru ma bi qoumin hatta yughoyyiru ma bi anfusihim . Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mau mengubah diri atau jiwanya sendiri.
Akhirnya semangat perubahan itu memang harus di tumbuh-kembangkan, terutama dalam diri sendiri. Disamping itu pejabat dan rakyat juga harus memiliki azzam untuk melakukan perubahan. Sesungguhnya karena mereka mampu melakukan perubahan pada diri dan atau kelompok yang bersangkutan. Mereka memiliki semangat berubah, mengetahui ke arah mana perubahan itu harus dilakukan, mengerti cara dan jalan perubahan itu dilakukan, termasuk resiko tatkala melakukan perubahan itu, sehingga akhirnya mereka berhasil melakukan perubahan itu. Sementara yang lain, karena tidak memiliki niat dan semangat berubah, maka dari tahun ke tahun bernasib sama, tetap dan tidak berubah. Atas dasar pandangan itu maka betapa pentingnya kita semua selalu membangun semangat untuk melakukan perubahan itu tanpa henti. Kita tak boleh pernah berhenti berharap karena akhir tahun sesungguhnya awal dari sebuah tahun. Mudah-mudahan tahun 2011 ini hidup kita jauh lebih bila dibandingkan tahun 2010. Harapan itu akan terwujud, jika kita sama-sama mau membuktikannya. Allahu a’lam.
Sarwan kelana
Mahasiswa UIN Suska Riau, Fakultas Ushuluddin
Dan Bergiat di Forum Lingkar Pena (FLP) Pekanbaru